Title of article :
PEMAKNAAN PEMENJARAAN PADA NARAPIDANA NARKOBA DI RUMAH TAHANAN (RUTAN) SALATIGA
Author/Authors :
Kristianingsih, Sri Aryanti Universitas Kristen Satya Wacana
From page :
1
To page :
15
Abstract :
Penelitian ini bertujuan untuk memahami dan mengeksplorasi bagaimana pemaknaan narapidana narkoba terhadap pemenjaraan di RUTAN Salatiga. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan diskusi kelompok terfokus. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Subjek penelitian sebanyak 8 orang yang terdiri dari 6 orang narapidana narkoba dengan tingkat penggunaan narkoba sebelumnya belum sampai tingkat ketagihan/ ketergantungan (3 orang narapidana klasifikasi B.I, 3 orang narapidana klasifikasi B.IIa), dan 2 orang narapidana kasus non narkoba (1 orang narapidana klasifikasi B.I, 1 orang narapidana klasifikasi B.IIa), serta 5 orang informan. Metode analisis data mengacu pada analisis data model interaktif dari Miles Hubberman yang terdiri dari 3 tahap, yaitu reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan atau verifikasi. Melalui penelitian ini ditemukan bahwa tindak kriminalitas baik kasus narkoba maupun non narkoba, dengan pemenjaraan pertama maupun kedua, dipengaruhi oleh pengaruh negatif yang besar dari lingkungan dan karakteristik narapidana, yaitu kontrol diri yang lemah, sehingga narapidana sulit untuk menyeleksi suatu tindakan itu benar atau salah menurut norma. Kesadaran narapidana bahwa tindakan yang dilakukan merupakan tindak kriminalitas atau bukan, berpengaruh pada pemaknaan narapidana terhadap penangkapannya itu ditentukan oleh faktor eksternal ataupun faktor internal, dan perasaan bersalah atau tidak bersalah. Pengalaman pemenjaraan (pertama atau kedua) dan kondisi penjara berpengaruh pada pemaknaan terhadap pemenjaraan yang bersifat negatif ataupun positif. Tidak ada perbedaan yang menonjol antara pemaknaan pemenjaraan pada narapidana narkoba maupun non narkoba. Namun, pemenjaraan pertama atau kedua mempunyai dinamika psikologis yang cenderung berbeda. Penulis memprediksikan bahwa setelah keluar dari penjara, kemungkinan besar narapidana akan melakukan lagi tindak kriminalitas seperti yang dilakukan sebelumnya, khususnya pada narapidana narkoba, sehingga kemungkinan untuk masuk lagi ke penjara cukup besar. Hal tersebut disebabkan kontrol diri narapidana yang lemah, tidak adanya usaha narapidana untuk menjadi diri yang ideal, serta belum adanya program pembinaan untuk menumbuhkan kontrol diri internal selama pemenjaraan.
Keywords :
pemaknaan , pemenjaraan , narapidana narkoba
Journal title :
HUMANITAS (Jurnal Psikologi Indonesia)
Journal title :
HUMANITAS (Jurnal Psikologi Indonesia)
Record number :
2558022
Link To Document :
بازگشت